My God Blessing the Land & Country HORALE

PELETAKAN BATU PERTAMA GEREJA ELIM HORALE

PELETAKAN BATU PERTAMA GEREJA ELIM
Minggu, 08 Mei 2011


Oleh
Bapak Gubernur Maluku
Karel A. Ralahalu

Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Gereja Elim ini, diatas puing-puing Gedung Gereja Elim yang telah terbakar.

Marilah kita satukan hati, tenaga dan tekad untuk membangun Iman dan Harapan bagi Kemuliaan Bapa di Sorga

Mohon dukungan Doa dan Dana.
Hubungi :
Pendeta Ny. M. Latupeirissa, S.Th
HP : 085 243 841 672

Rabu, 04 Mei 2011

KONDISI KEKINIAN


KONDISI KEKINIAN
by Revo Gaspersz
1.     Permasalahan di negeri Horale.
Permasalahan yang ada menurut masyarakat sendiri adalah:
Ø        Penerangan, sampai sekarang ini PLN belum masuk menjangkau rumah-rumah yang ada di negeri Horale, walaupun fasilitas penerangan sudah ada tapi waktu kerjanya terbatas.
Ø        Transportasi, masyarakat masih menggunakan katinting walaupun kadang-kadang cuaca tidak bersahabat mereka tetap harus menggunakan sarana tersebut. Padahal ada alternatif jalan darat, namun itu harus disemen (beton) supaya perjalanannya aman.
Ø        Alat-alat pertanian, seperti pengering kopra dan coklat. Karena faktor cuaca kadangkala tidak mendukung dalam proses pengeringan kopra dan coklat dan itu mempengaruhi pendapatan masyarakat.
Ø        Air bersih, sarana pendukung (tangki penampungan air, instalasi pipa) sudah ada tapi mesin genset untuk menyalakan mesin tidak ada.
Ø        Marga Parentah, menurut marga tertentu mereka juga memiliki hak untuk menjadi raja di negeri Horale.

2.      Potensi Konflik.
Potensi Konflik yang sangat besar di negeri Horale adalah menyangkut dengan masalah tanah wilayah petuanan. Walaupun sudah di bawa ke pengadilan sampai ke sidang Mahkamah Agung tapi potensi konflik kekerasan antar dua negeri sangat besar, terkait dengan permasalahan ini. Pada hari Kamis tanggal 24 Maret dilangsungkan rapat dengar pendapat dengan DPRD kabupaten Maluku Tengah terkait dengan laporan dari pemerintah negeri Saleman bahwa telah terjadi penyerobotan tanah oleh orang Horale, semestinya yang diundang hanya raja negeri Horale, pejabat raja Saleman, Camat Seram Utara Barat dan ketua Laupati Seram Utara Barat (raja Pasanea), namun kenyataannya pejabat Saleman hadir dengan saniri negeri lengkap bahkan ada elemen pemuda yang hadir juga, rapat berjalan alot sekali karena saling menanggapi secara keras antar dua kubu, dan menurut raja negeri Horale dia tidak senang dengan salah satu bahasa yang di tulis oleh pemerintah negeri Saleman untuk Badan Pertanahan Kabupaten Maluku Tengah, bahwa “apabila Badan Pertanahan Kabupaten Maluku Tengah tidak merestui surat yang mereka buat, maka peristiwa 2008 akan terjadi lagi”. Ini merupakan ancaman, ketika di beri kesempatan untuk menanggapinya, raja Horale katakan buat pejabat Saleman, “bapak-bapak anggota dewan sekalian yang saya hormati, bapak kapolres bahkan semua yang ada disini, jujur saja saya mau bilang, bahwa kalau pejabat negeri Saleman punya bahasa seperti itu, bahwa persoalan 2008 akan terjadi lagi, untuk ketahuan bapak-bapak sekalian, negeri Horale akan siap untuk melayani, kapan saja itu terjadi. Saya bilang kalau pemerintah daerah, DPRD dan kepolisian yang ada di kabupaten Maluku Tengan tidak arif dan bijksana untuk melihat hal ini, terkait stabilitas keamanan dikecamatan Seram Utara Barat, itu pasti konyol. Pada saat itu yang hadir adalah komisi A DPRD Kabupaten Maluku Tengah, Wakapolres dan staff, Pemerintah Daerah diwakili oleh, Assisten I, Staf Ahli bidang Pemerintahan, Badan Pertanahan kabupaten Maluku Tengah, Kesbanglinmas, raja Horalle, Pejabat Saleman, Camat Seram Utara Barat, Ketua Latupati Seram Utara Barat (raja Pasanea).

3.      Penanganan Potensi Konflik
Ø        Untuk mengantisipasi konflik yang akan terjadi dan mengatasi permasalahan yang terjadi maka masyarakat, pemerintah dan pihak gereja Horale telah membentuk  satu Tim yang namanya Tim Pemulihan Negeri Horale dengan ketua Timnya yaitu bapak Yosep Patalatu, dalam Tim ini ada satu seksi yaitu Seksi Rekonsiliasi yang diketuai oleh bapak Piet Patalatu. Tim ini bekerja untuk melakukan pemulihan di negeri Horale.
Ø        Ada peluang untuk dilakukannya pertemuan antar beberapa warga Horale dan Saleman untuk membicarakan masalah kedua negeri secara musayawarah tapi sampai sekarang belum ada organisasi/ lembaga / badan yang memfasilitasinya, untuk itu selaku pemerintah negeri Horale melalui kegiatan ILO-UNIDO sangat mengharapkan dari pak Agung melalui kegiatan LSM bisa memediasi pertemuan ini, karena jujur saja bahwa pemerintah negeri Horale masih punya rencana kedepan untuk hidup berdampingan dengan negeri saleman walaupun dengan cara seperti apa.

4.     Saran Masyarakat
Ada satu solusi dalam rangka penyelesaian masalah Horale – Saleman, minimal untuk meredam aksi kekerasan yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu yaitu harus dilakukan pendekatan dan pertemuan antar marga yang memiliki hubungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar